Langkah-langkah Menghindarkan Balita dan Anak Dari Kekerasan Seksual

blogger templates

Langkah-langkah Menghindarkan Balita dan Anak Dari Kekerasan Seksual

 oleh Yuni Khairun Nisa

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah Sabtu, 16 Juli 2011 kemarin, aku berkesempatan mengikuti seminar ½ harinya Ibu Elly Risman di Bogor. Seminar itu berjudul : “ Mendidik anak dengan cinta dan logika”.

Cara Ibu Elly membawakan seminar dan hal-hal yang disampaikan begitu padat ilmu. Walau para peserta sudah di bagikan ‘handout’, namun rasanya tangan ini tak bisa berhenti mencatat. Beliau tidak hanya membahas poin-poin yang ada di dalam handout, namun juga sering kali menambahkannya dengan pengalaman-pengalaman pribadinya yang tak kalah berharga.

Sudah beberapa kali aku membaca ulang catatan yang ada di dalam notesku dan juga ‘handout’ seminar tersebut. Namun, rasanya aku belum pede menuliskannya kembali. Karena aku khawatir, seminar yang materinya begitu berbobot, menjadi tawar rasanya jika asal dituliskan .

Oleh karenanya, kali ini aku belum akan menuliskan tentang seminar tersebut. Namun, ada hal lain yang tetap ingin kubagi disini.

Ketika seminar itu selesai, aku membeli beberapa booklet yang dibawa oleh Yayasan Kita dan Buah Hati milik Bunda Elly Risman, Psi. Salah satu booklet itu berjudul : “ Hindari balita dan anak kita dari kekerasan seksual”.

Yang sangat bagus dari booklet ini adalah, anak dipersiapkan untuk bisa melindungi dirinya sendiri. Karena sesayang-sayangnya kita pada anak, tetap saja, kita tak bisa berada disamping mereka sepanjang waktu untuk melindunginya. Dan karenanya, penting sekali bagi anak-anak untuk bisa ‘aware’ terhadap ancaman kekerasan seksual.


****

1. Apa itu kekerasan seksual pada anak ?

Kekerasan seksual adalah kegiatan atau aktivitas seksual yang dilakukan oleh orang dewasa atau oleh anak yang lebih besar, terhadap anak atau balita. Kegiatan itu berupa :
-Menunjukkan diri atau kemaluannya.
-Membelai atau meremas-remas anak.
-Melakukan perkosaan.

Bagaimana cara mempersiapkan anak kita :
Tingkatkan komunikasi dengan anak. Karena dengan komunikasi yang baik kita dapat membantu anak untuk :
-Memiliki kesadaran dan ketajaman perasaan terhadap apa yang mungkin terjadi terhadap dirinya.
-Kita mengajarkan mereka untuk lebih waspada.
Caranya bisa dengan menceritakan tentang peristiwa yang sering terjadi saat ini. Tapi gunakanlah kata-kata yang sesuai dengan usia dan kemampuan berfikir anak, sehingga tidak membuatnya tegang atau stress.

Dalam berdialog, usahakan untuk mengontrol ekspresi wajah agar tetap rileks dan nada suara yang lembut dan rendah.

Meningkatkan harga dan kepercayaan dirinya. Anak diajarkan bahwa diri dan tubuhnya adalah sesuatu yang sangat berharga baginya, bagi kita dan bagi seluruh keluarga. Untuk itu ia harus menjaga dan memeliharanya dengan baik,

Terhadap anak kita bisa menjelaskannya sebagai berikut :
“ Tidak semua orang boleh menyentuh badan adek ya, terutama dari bahu sampai di atas lutut. Bagian ini hanya boleh disentuh oleh : mama, ayah, dan mba Siti…”

Hal ini tidak susah bagi anak, karena mereka biasanya sangat sensitive dengan miliknya,
“ Ini punyaku !:.
“ Ini bonekaku, sepedaku, pensilku!”.

Jadi mereka dengan mudah bisa diajarkan untuk merasa dan berani mengatakan,
“Ini badanku !’
"Ini milikku !”

Katakan pada anak :
“ Jangan lupa ya sayang, ini badan adek yang paling berharga… Tidak sembarangan orang boleh pegang atau elus-elus badan adek ya, Ngerti kan ?”

2. Mengajarkan anak jenis-jenis sentuhan & cara bereaksi terhadapnya.

Menjelaskan sentuhan ini memang tidak mudah . Tapi karena situasi di sekitar kita sudah seperti ini, mau tidak mau kita harus berupaya untuk bisa melakukannya. Katakan pada anak bahwa orang yang menyentuh kita itu dapat digolongkan ke dalam 3 cara :

-Sentuhan yang boleh.
Yaitu sentuhan yang dilakukan seseorang karena kasih sayang, misalnya mengusap, membelai kepala, membedaki badan.

-Sentuhan yang membingungkan.
Sentuhan yang dilakukan antara menunjukkan kasih sayang dan nafsu. Misalnya mula-mula mengelus kepala, memeluk-meluk lalu tangannya meraba bagian tubuh dari bawah bahu sampai atas dengkul, yang telah kita ajarkan pada anak merupakan bagian yang tidak boleh disentuh orang lain.

-Sentuhan yang jelek.
Yaitu kalau seseorang meraba-raba paha, dada atau bagian yang dekat dengan kemaluan.

3. Ajarkan anak untuk mempercayai perasaannya.

Anak-anak dibekali Allah SWT dengan perasaan yang tajam sehingga dapat mengenali bagaimana perlakuan orang lain terhadapnya.

Anda tentu tahu bagaimana perbedaan reaksi yang ditunjukkan anak yang anda sukai dan anak yang tidak begitu anda sukai. Mereka dapat merasakan perasaan anda bukan ? Atas dasar itu, sebenarnya anak bisa kita ajarkan atau dilatih untuk memperhatikan dan mempercayai berbagai macam perasaan yang dialaminya bila ia berhadapan dengan orang lain. Apakah itu menyenangkan, membingungkan, atau menakutkan !

Dan hubungkan perasaan tersebut dengan sentuhan yang dilakukan orang tersebut terhadap anak. Kita bisa berulang kali mengingatkan anak :
“ Ada orang yang menyentuh atau mengelus-ngelus adek, coba adek rasakan : sentuhannya benar atau tidak, sentuhannya baik atau membingungkan adek? Kalau adek bingung atau takut terhadap sentuhan orang, perasaan adek itu benar. Jadi adek kasih tahu ibu ya… !”

4. Ajarkan anak untuk mengatakan TIDAK, ENGGAK MAU, atau JANGAN BEGITU pada anak yang lebih besar atau orang dewasa yang berbuat tidak pantas padanya.

Selama ini kita mengajarkan anak untuk patuh pada orang dewasa lain, dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh yang lebih besar dari mereka. Sekarang kita harus pula menjelaskan kepada anak bahwa untuk keadaan tertentu ( tergantung perbuatan orang tersebut dan pertimbangan perasaannya ) anak boleh mengatakan : JANGAN BEGITU!, TIDAK , dan ENGGAK MAU pada orang dewasa atau anak yang lebih besar daripadanya, khususnya bila ia merasa perlu melindungi dan menjaga dirinya.

Bahkan kalau ia merasa terancam, kita perbolehkan anak untuk bersikap tegas, judes dan bahkan berbohong ! Misalnya kita katakan:
“ Kalau adek sudah bilang ‘ jangan pegang begitu’ tapi orang itu masih pegang-pegang dan ngelus-ngelus adek, adek bilang sama orang lain yang disekitar situ.

Kalau terpaksa, adek boleh berbohong dengan bilang, ‘ aduh maaf ya om atau mas : aku mau pipis dulu, dan ? Adek lari ya nak !”

Anda bisa minta anak mencoba mengatakannya dan mengulangnya sampai mereka bisa. Usahakan anak terampil mengucapkan kata-kata untuk pembelaan dan perlindungan dirinya.
5. Yakinkan anak untuk bisa berbagi rahasia dengan kita.

Karena kekerasan seksual dan perkosaan selalu dilakukan dengan bujukan dan ancaman, maka hal ini harus dijelaskan juga pada anak. Kita juga meyakinkan, bahwa kita sebagai orang tua adalah tempat dengan siapa anak bisa berbagi rahasia.

“Dek, biasanya kalau orang yang mau nakalin atau jahatin anak-anak sebesar adek itu suka ngancem dan menjanjikan hadiah dan meminta untuk menjaga rahasianya. Jadi, kalau ada orang yang suruh adek begitu jangan percaya ya nak. Adek sama mama sangat dekat, dulu kan adek ada didalam perut mama, makan apa yang mama makan. Jadi kalau adek punya perasaan yang membingungkan dan menakutkan, mamalah orang yang paling dekat dengan adek. Jadi adek cerita ke mama ya nak ?!”

Tentunya dengan ini, anda benar-benar harus mencerminkan sebagai orang yang memang bisa di percaya. Sejak itu mulailah berbagi “ rahasia-rahasia kecil” yang bisa anda ciptakan dengan anak, agar anak terbiasa. Misalnya diam-diam bagi coklat dan tidak ikut dibagi dengan adiknya. “ Sssst ini rahasia diantara kita ya !”

6. Kenalkan pada anak bedanya : orang asing, kenalan, teman, sahabat, & kerabat.

Sejak kecil anak perlu dibiasakan untuk mampu mengenali dan melakukan penilaian terhadap orang di sekitarnya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan mereka.

-Orang asing : Adalah orang yang tidak kita kenal sama sekali. Tidak boleh terlalu beramah tamah dengan mereka, atau akrab dan langsung percaya. Kita harus selalu waspada dengan orang asing. Misalnya orang yang duduk disamping kita di bus atau di tempat tunggu. Waspada bukan berarti berprasangka buruk. Kalau berprasangka buruk itu tidak boleh, tapi waspada itu justru perlu.

-Kenalan : Orang yang kita kenal namanya, pekerjaannya, atau alamatnya. Tapi tidak lebih jauh dari itu. Misalnya tukang Koran, tukang sayur dll. Kita juga perlu berhati-hati karena tidak kenal dengan mereka secara mendalam.

-Teman : Kita tahu lebih banyak tentang dia bahkan tahu sifa-sifatnya. Kita boleh bergaul lebih baik dengannya dan mempercayainya.

-Sahabat :Lebih dari sekadar teman, kita sangat mempercayainya tetapi tetap dalam batas-batas tertentu, tidak semuanya kita percayai.

-Kerabat : Adalah anggota keluarga dekat, yang kita kenal betul. Tetapi tetap harus waspada juga. Bagi yang muslim, sejak dini kita harus memperkenalkan mana yang muhrim ( seseorang yang kita tidak boleh nikah dengannya) dan mana yang bukan. Jadi anak tahu bagaimana bersikap terhadap mereka.

7. Nyatakan pada anak bahwa orangtua dan keluarga selalu melindungi dan menjaga mereka.

Anak harus diyakinkan bahwa orangtua dan keluarga dekat sangat menyayangi, melindungi, dan mendukungnya apabila ia bertindak sesuai dengan apa yang dirasakannya untuk melindungi dirinya. Pernyataan seperti ini sangat diperlukan untuk memberi rasa aman dan kekuatan dalam diri anak.

8. Genapkan dengan ikhtiar dan doa.

Sejauh mana kita bisa melihat, tangan bisa menjangkau, telinga bisa mendengar ? Selalu ada saat dimana kita lengah atau tidak mampu, bukan ? Setelah semua ikhtiar kita lakukan, selanjutnya adalah berdoa dan pasrah : semoga Allah melindungi anak dan keturunan kita dari bencana. Pada Allah SWT jua lah kita berserah diri atas keselamatan diri dan keturunan kita.

Semoga ‘booklet’ yang ditulis ulang ini bermanfaat bagi semua yang membaca. Semoga ilmu dari Bunda Elly Risman Psi beserta tim Yayasan Kita dan Buah Hati diberkahi oleh Allah SWT.

Jika ada yang ingin memperoleh booklet ini atau booklet yang lain, atau materi serta informasi-informasi pelatihan . Silahkan hubungi :

Yayasan Kita & Buah Hati.
Jl. Gudang Peluru Barat Blok V No. 526. Kebon Baru, Jakarta Selatan
Telpon : 83705335/ 83790765
Fax : 83790765
Email : kitadanbuahhati@yahoo.com
Facebook : Kita dan Buah Hati
Website : http ://kitadanbuahhati.or.id

By: Yunieza

Karena tak ada sekolah untuk menjadi orang tua, oleh karenanya kitalah yang harus sadar dan mencari ilmunya !

--
Memang, kita tidak bisa mengubah masa lalu
Maka ikhlas dan berdamailah
Tapi kita bisa mengubah mulai hari ini dan masa depan
Dengan peduli dan menjaga putra putri tercinta
Sebab Hidup adalah Cinta

0 Response to "Langkah-langkah Menghindarkan Balita dan Anak Dari Kekerasan Seksual"

Posting Komentar