Mesir, Ibu Peradaban yang Selalu Memberi Harapan
By: Nandang Burhanudin
****
Di tengah hamparan debu-debu padang pasir yang menderu. Terdengar
suara-suara menggerutu. Wajah kaum ibu nampak sendu. Sedang kaum bapak
tak mampu menutupi kelu. Bagi mereka hidup tak menentu. Berani bicara,
jelas diancam peluru. Berdemo menyalurkan aspirasi, maka siap-siap
diserbu.
Bagi kami warga
pendatang. Mesir di saat terluka pun selalu menyimpan harapan. Bagaimana
tidak, di tengah gejolak perpolitikan dengan ribuan nyawa melayang,
harapan-harapan itu bak kuncup mekar menjadi bunga indah di taman.
Harapan itu adalah, Mesir tak kenal berhenti melahirkan
generasi-generasi pejuang.
Alkisah, di sebuah provinsi, 20 km dari Kairo. Ada keluarga kecil yang berhasil menemukan metode "menghafalkan Al-Qur'an" untuk anak mulai dari 3 tahun. Metode yang dipatenkan dengan nama metode Tabarak. Menyiapkan anak-anak siap hafal Al-Qur'an dalam jangka waktu 1-2 tahun saja. Amazing bukan?
Metode Tabarak terinspirasi oleh seorang anak yang terlahir dari keluarga berumur. Jarak dengan kakaknya hampir 23 tahun. Ayah dan ibunya sudah tak enerjik lagi. Hingga sang anak susah bicara saat usianya sudah 3 tahun. Lalu si anak ini dibawa ke tempat asalnya, Mesir. Ajaibnya, melalui keluarga Tabarak inilah, si anak jadi lancar bicara bahkan hapalan Al-Qur'annya melebihi orang dewasa.
Kesuksesan inilah yang tidak akan kita temukan di negara-negara Arab manapun. Hal yang menginspirasi saya untuk belajar dan belajar. Terutama untuk anak-anak biologis dan ratusan anak ideologis. Sungguh Mesir, di saat tersakiti saja masih terus menebar bakti. Hal yang tidak ditemukan di Indonesia, ibu pertiwi.
Alkisah, di sebuah provinsi, 20 km dari Kairo. Ada keluarga kecil yang berhasil menemukan metode "menghafalkan Al-Qur'an" untuk anak mulai dari 3 tahun. Metode yang dipatenkan dengan nama metode Tabarak. Menyiapkan anak-anak siap hafal Al-Qur'an dalam jangka waktu 1-2 tahun saja. Amazing bukan?
Metode Tabarak terinspirasi oleh seorang anak yang terlahir dari keluarga berumur. Jarak dengan kakaknya hampir 23 tahun. Ayah dan ibunya sudah tak enerjik lagi. Hingga sang anak susah bicara saat usianya sudah 3 tahun. Lalu si anak ini dibawa ke tempat asalnya, Mesir. Ajaibnya, melalui keluarga Tabarak inilah, si anak jadi lancar bicara bahkan hapalan Al-Qur'annya melebihi orang dewasa.
Kesuksesan inilah yang tidak akan kita temukan di negara-negara Arab manapun. Hal yang menginspirasi saya untuk belajar dan belajar. Terutama untuk anak-anak biologis dan ratusan anak ideologis. Sungguh Mesir, di saat tersakiti saja masih terus menebar bakti. Hal yang tidak ditemukan di Indonesia, ibu pertiwi.
0 Response to "Mesir Ibu Peradaban yang Selalu Memberi Harapan"
Posting Komentar